Tuesday, August 23, 2011

Tataran Komunikasi (Review)

Analisis mengenai tataran komunikasi ini berdasar pada konteks sosial di mana proses komunikasi terjadi. Berdasarkan cara manusia, kelompok, atau bahkan kebudayaan terlibat sebagai pengirim dan penerima pesan, tataran komunikasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Komunikasi individu (intrapersonal communication), yaitu komunikasi yang terjadi di dalam diri individu. Pada tataran komunikasi ini, komunikasi yang terjadi mencakup: berbicara pada diri sendiri, menulis sebagai feedback dari pesan yang telah disampaikan. Karena sumber dan penerimanya adalah diri sendiri, maka pesan yang disampaikan dapat berupa topik apapun, tetapi sebagian besar mengenai pandangan diri. Media yang digunakan meliputi pidato, tulisan, film, program komputer. Penelitian mengenai komunikasi intrapersonal dalam ilmu komunikasi relatif terbatas. Namun analisis pada tatanan ini meningkat dalam penelitian mengenai proses komunikasi yang menggunakan teknologi komputer yang menuntun manusia untuk memecahkan masalah. Ketika komputer mampu bekerja sesuai dengan kehendak intrapersonal dari insinyurnya, komputer ini disebut merupakan ekstensi dari aktivitas mental insinyur itu.

2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), yaitu komunikasi yang terjadi antara dua orang. Tataran komunikasi ini dapat digolongkan menjadi dua,yaitu:

a. Face-to-face: komunikasi antarpribadi yang terjadi secara langsung atau dapat berlangsung lewat catatan antara dua orang. Komunikasi ini dapat berlangsung lebih mendalam serta mencakup transaksi psikologis antarpribadi ketika komunikator dapat memahami motivasi dan kebutuhan lawan bicaranya. Cakupan pada jenis komunikasi ini meliputi percakapan sehari-hari disertai usaha untuk membangun hubungan pribadi yang dalam. Karena itu, pesan yang disampaikan biasanya adalah topik sehari-hari yang melibatkan aturan pribadi komunikator, dan pembicaraan dapat menjadi sangat serius dan melibatkan transaksi psikologis. Medianya meliputi komunikasi verbal dan nonverbal; dapat berupa memo atau catatan. Feedback dari penerima segera terjadi dan melalui medium yang sama dengan medium yang digunakan sumber.

b. Point-to-point: komunikasi antarpribadi yang terjadi dengan media komunikasi─tidak langsung, antara dua orang. Biasanya komunikasi ini bersifat lebih formal daripada jenis face-to-face. Selain itu, transaksi psikologis lebih jarang terjadi. Jenis komunikasi ini mencakup surat pribadi, telepon, telegram. Meskipun sumber dan penerima adalah diri dan orang lain, dan topik pembicaraan membutuhkan percakapan interpersonal, tetapi pembicaraan cenderung bersifat lebih formal. Feedback dari penerima segera terjadi untuk pembicaraan dengan media yang sama seperti telepon, dan tertunda untuk komunikasi dengan media seperti surat dan telegram.

3. Komunikasi kelompok (group communication), dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Komunikasi kelompok kecil (small-group): komunikasi yang terjadi di antara dua orang atau lebih tetapi biasanya tidak lebih dari 25 orang. Komunikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu:

· Face-to-face: komunikasi yang terjadi dalam kelompok secara langsung. Di dalam komunikasi ini, setiap individu dapat berperan aktif di dalamnya. Komunikasi jenis ini mencakup pertemuan kecil yang biasanya terjadi dengan tujuan tertentu. Sumber dan penerima pesan adalah seluruh partisipan dengan topik pembicaraan meliputi agenda, pembuatan keputusan, dsb. Medianya dapat berupa pidato ataupun pertukaran catatan. Feedback bersifat face-to-face.

· Point-to-point: komunikasi yang terjadi dalam kelompok dengan perantara media (tidak langsung). Komunikasi ini biasanya terjadi jika para komunikator terpisah oleh jarak yang jauh. Yang membedakan komunikasi ini dengan komunikasi face-to-face adalah media yang digunakan. Komunikasi ini menggunakan media seperti telepon dan televisi dan berlangsung secara tidak langsung karena partisipan dipisahkan oleh jarak yang jauh.

b. Komunikasi kelompok besar (large-group): komunikasi yang terjadi antara seseorang atau sekelompok orang dengan penerima pesan yang berjumlah 25 orang atau lebih. Biasanya, jenis komunikasi ini adalah komunikasi satu arah, dan feedback diberikan secara langsung oleh penerima pesan. Tataran komunikasi ini biasanya terjadi pada acara seperti pidato, konser, atau film di mana penerima pesan memberikan feedback langsung berupa, misalnya tepuk tangan.

4. Komunikasi organisasi (organizational communication), yaitu komunikasi yang terjadi di antara suatu kelompok yang terikat oleh urusan bisnis atau struktur administrasi tertentu. Karena itu, topik pembicaraan pun disesuaikan dengan struktur administrasi perusahaan. Sumber dan penerima merupakan individu ataupun kelompok yang ada dalam lingkup perusahaan. Feedbacknya berupa keuntungan dan produktivitas. Salah satu hal yang unik dari komunikasi organisasi adalah bahwa seseorang harus menyesuaikan tindakannya atau aktivitas komunikasinya dengan tujuan organisasi.

5. Komunikasi publik (public or mass, communication), yaitu komunikasi yang terjadi antara seseorang atau suatu kelompok, melalui media khusus─seperti televisi, radio, dan film, dengan pasar atau masyarakat luas. Tataran komunikasi ini mempunyai ciri khusus. Di antaranya adalah bahwa sebagian besar komunikatornya adalah institusi atau kelompok. Meskipun yang menciptakan komunikasi dasar adalah individu, tetapi secara keseluruhan, penyampaian pesan berlangsung secara kolektif. Pesan yang disampaikan pun berorientasi pada segmen masyarakat. Hal lain yang unik dari tataran komunikasi ini adalah adanya pesan yang melimpah, khususnya dalam bidang penyiaran (broadcast). Hal ini ditambah lagi dengan terbatasnya kesempatan untuk memberikan feedback secara langsung dari penerima pesan. Jenis komunikasi publik memang memberikan paling sedikit kesempatan bagi penerima pesan untuk mekontribusikan feedback langsung dibandingkan dengan jenis komunikasi lain.

6. Komunikasi internasional (international communication), yaitu komunikasi yang terjadi antar negara atau antar kebudayaan; analisis perbandingan proses-proses komunikasi dari sistem dan kebudayaan lain. Dewasa ini, para sarjana memberikan perhatian lebih pada komunikasi yang mencakup berbagai perbedaan, seperti perbedaan nasional, kebudayaan, dan politik. Dalam komunikasi internasional, sumber biasanya merupakan institusi dalam suatu negara yang berkomunikasi dengan institusi yang berada di negara lain. Media yang digunakan meliputi data links, telepon, dan─terutama satelit. Feedback dapat berupa tanggapan pada pesan-pesan internasional dari opini publik yang berada dalam negara penerima pesan.

Perkembangan Ilmu Komunikasi (Review)

Ilmu Komunikasi Awal

Perkembangan Ilmu Komunikasi, awalnya mencakup hal-hal mengenai komunikasi lisanmeliputi retorika dan pidato, serta jurnalistik. Yang dianggap sebagai teori pertama ilmu komunikasi dibangun oleh Corax di Yunani yang kemudian disempurnakan oleh muridnya Tisias. Mereka membangun konsep tentang organisasi pesan, mengusulkan bahwa sebuah pesan harus mempunyai tiga konsep yang berhubungan dengan konsep masa kini, yakni pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Selain Corax, beberapa tokoh mempunyai pandangan mengenai ilmu komunikasi. Di antaranya adalah:

· Gorgias of Leontini, orang pertama yang menyatakan tentang kegunaan usur emosi dalam pidato. Ia memperhatikan gaya dan figur tertentu dari pidato.

· Isocrates beranggapan bahwa seorang orator harus dilatih dalam seni liberal dan haruslah seseorang yang baik.

· Aristoteles dan Plato. Keduanya mengatakan bahwa komunikasi sebagai seni yang dipraktikkan dan ilmu. Pandangan Aristoteles tentang komunikasi adalah sebagai berikut:

Selain konsep tentang retorika dan pidato, pada awal perkembangan ilmu komunikasi, dibahas pula tentang jurnalistik. Konsep ini muncul pertama kali di Mesir. Setelah itu, diikuti oleh Julius Caesar. Kini, surat kabar mencakup berita, cerita, proklamasi, pernyataan politik, dsb.

Perkembangan Interdisipliner

Artinya, ilmu komunikasi melewati batas bahasan ilmu-ilmu lainnya. Di dalam setiap ilmu, pasti terdapat unsur komunikasi. Pandangan beberapa ahli mengenai komunikasi adalah sebagai berikut:

  • Pandangan Laswell tentang komunikasi

Dalam berkomunikasi, pembicara membangun pesan, memilih media yang akan digunakan, dan memperkirakan daerah efek di antara pendengar. Faktor-faktor komunikasi yang dianggap penting adalah sumber, pesan, dan gangguan, yang berlangsung secara satu arah.

  • Pandangan Shanon-Weaver

Selama proses, pembicara membangun pesan, menyampaikan pesan melalui media kepada pendengar. Faktor-faktor yang ditekankan adalah sumber, pesan, dan penerima pesan, dengan arah komunikasi satu arah dengan feed-back.

  • Pandangan Schramm

Sumber memilih pesan lalu menyampaikan informasi melalui media kepada penerima jika mereka mempunyai field of experience yang dapat dibagi. Faktor-faktor yang ditekankan adalah sumber, pesan, dan penerima secara searah.

  • Pandangan Katz-Lazarsfeld

Sumber memilih pesan dan menyampaikan informasi, melalui media massa kepada opinion leaderorang-orang yang dapat mempengaruhi opini publik tentang suatu hal, untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat. Faktor-faktor yang ditekankan meliputi media, pesan, penerima, dan opinion leader dengan komunikasi bersifat satu arah (melalui media).

  • Pandangan Westley-MacLean

Sumber memilih pesan dan menyampaikan informasi dalam bentuk yang berbeda kepada penerima yang memilih, membuat dan menyampaikan informasi dalam bentuk lain kepada individu lain dengan feedback pada setiap langkah. Faktor-faktor yang ditekankan adalah penerima, arti, dan feedback, melalui komunikasi melingkar (circular) melalui feedback.

Integrasi pada Ilmu Komunikasi

  • Pandangan Dance

Individu memilih pesan berdasarkan pengalaman komunikasi sebelumnya. Faktor yang ditekankan adalah proses dan waktu. Prosesnya berbentuk helical-spiral, artinya sebuah bentuk yang menggambarkan proses komunikasi yang mencakup segala pesan maupun tingkah laku dari komunikator-komunikatornya dalam mengirim maupun menerima pesan.

  • Pandangan Watzlawick-Beavin-Jackson

Individu-individu bertukar pesan melalui tingkah laku dengan memperhatikan faktor-faktor penerima, maksud, proses, dan metakomunikasi. Komunikasi ini berlangsung secara dua arah.

  • Pandangan Thayer

Tiap individu memperluas dan menyebarkan, memperoleh dan memproses informasi dalam suatu aktivitas komunikasi, proses yang dinamis. Faktor-faktor yang ditekankan adalah penerima pesan, memproses dan meyebarluaskan informasi, yang berlangsung sirkular.


1980-an: Pertumbuhan dan Spesialisasi

Perkembangan dan spesialisasi ilmu komunikasi berkembang sangat pesat pada tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an. Perluasan dan diversifikasi ini tercermin dalam kurikulum perguruan tinggi.

Beberapa departemen komunikasi yang baru, terbentuk pada tahun 1970-an. Beberapa program tentang speech berubah menjadi speech communication atau communications. Hal yang sama terjadi pada beberapa departemen jurnalistik. Peralihan terjadi dari istilah jurnalistik menjadi komunikasi massa, communication atau communications.

Kepopuleran Komunikasi

Dalam penggunaan yang luas, definisi ilmu komunikasi menjadi semakin tidak pasti atau tidak dapat dirangkum dalam sebuah definisi. Hal ini disebabkan pembahasan ilmu komunikasi yang terfokus pada kepentingan dan relevansi komunikasi sendiri serta merupakan penggabungan pendapat dari individu-individu dengan perspektif dan latar belakang yang berbeda.

Disiplin Ilmu, Aktivitas, dan Profesi

Pada pembahasan mengenai kajian komunikasi, terdapat makna ganda pada penggunaan istilah single term. Untuk membedakan penggunaannya, beberapa penulis mengusulkan term communicology, communication science, atau communication studies, terkait dengan disiplin ilmu. Sedangkan communicologist dan communication researcher terkait dengan hal-hal yang dibahas di dalamnya. Term-term di atas tidak diadaptasi secara luas sehingga meninggalkan kebingungan yang berlanjut hingga kini.

Information Age

Ini adalah masa ketika komunikasi dan teknologi informasi, yang selalu mengalami perkembangan, telah berperan penting dalam masyarakat. Penjelasan menegnai hal ini akan dibahas di bawah ini.

Informasi sebagai Komoditas

Informasi dan komunikasi yang telah berkembang semakin pesat, telah menjadi komoditas ekonomi terutama di negara-negara industri dan negara-negara maju.

Media

Dalam perkembangan komunikasi, media telah menjadi alat yang memungkinkan communication sources dan receivers mampu membawa fungsi pesan yang dikomunikasikannya. Hal yang sebelumnya sangat sulit, memakan waktu, atau bahkan mustahil untuk terjadi.

Pengaruh Ekonomi dan Pasar

Pendorong kemajuan teknologi dalam komunikasi adalah Information Age, yang membawa label-label baru, media-media hybrid dan baru, memprluas konsep-konsep komunikasi dan informasi, mengubah realitas ekonomi, dan membuat pekerjaan-pekerjaan baru kartena meningkatnya orang-orang yang bekrja di dunia komunikasi dan informasi.

Komunikasi sebagai Proses

Pembangunan dalam bahasan komunikasi selama ini telah menekankan kembali peran fundamental komunikasi sebagi sebuah proses di mana pesan dikirim dan diterima serta adanya makna yang terbentuk. Jika informasi dilihat sebagi sebuah komoditas dalam Information Age, maka komunikasi dipandang sebagai proses di mana komoditas dipindahkan dan digunakan oleh individu, kelompok, organisasi, dan masyarakat.

Memperkuat Hubungan-Hubungan Interdisipliner

Hubungan-hubungan potensial terjadi pada, misalnya, cognitive psychology, ekonomi, jurnalistik, pemasaran, literature, dsb. Hal ini wajar mengingat keberadaan komunikasi terdapat dalam semua aspek, seperti terangkum pada salah satu definisi komunikasi.

Pencerminan Evolusi Teori Komunikasi

Paradigma dan Anomali

  • Paradigma

Paradigma komunikasi memandang komunikasi sebagai proses transfer informasi searah dari source ke receiver.

  • Anomali

Paradigma dalam komunikasi tidak berlangsung secara mutlak dan terus-menerus. Seringkali paradigma ini berubah sebagai akibat dari anomali. Penelitian lebih lanjut mengenai hal ini mengungkapkan bahwa anomalilah yang telah mendorong terjadinya transisi sederhana, yaitu, pesan yang dikirim tidak sama dengan pesan yang diterima.

MS≠MR

Komunikasi telah menjadi sebuah ilmu yang interdisipliner sebagai hasil dari kajian yang telah dilakukan oleh leluhur kita maupun hasil pengamatan para ahli pada abad ke-dua puluh. Komunikasi telah menjadi sebuah disiplin ilmu yang bermanfaat ditinjau dari pendekatan tingkah laku manusia dan kemanusiaan, dan ilmu komunikasi telah mejadi area di mana media terus melakukan pengamatan.

Order Out of Chaos

Dalam buku a First Look at Communication Theory ini, disajikan 33 teori komunikasi. Ketika kita melihat semuanya sebagai suatu entitas yang terpisah satu sama lain, Griffin menyatakan bahwa itu bukanlah tindakan yang tepat. Griffin menyarankan agar kita kembali membuka lembaran review kita dan melihat perbedaan sudut pandang pendekatan objektif dan interpretatif. Bagaimana menggolongkan berbagai teori tadi ke dalam skala menurut kedua pendekatan yang dianut masing-masing teori?

James Anderson merekomendasikan ini dengan menempatkan teori-teori itu dalam sebuah hubungan satu sama lain berdasarkan bagaimana pendangan penulisnya dalam melihat hakikat fenomena yang terjadi di dunia, yang bisa dirasakan oleh panca indera. Ia menggambarkan penempatan teori-teori komunikasi di sebuah rangkaian kesatuan worldview yang dilabuhkan oleh term objective dan hermeneutic.

Hermeneutic adalah studi dan praktik interpretasi. Di bawah ini, term hermeneutic akan diganti dengan interpretative:

OBJECTIVE INTERPRETATIVE

Plotting Theories on An Objective-Interpretative Scale

Menurut Anderson, cirri-ciri dari teori dengan pendekatan objektif adalah, sebagai berikut:

· Para ahlinya percaya terhadap kesatuan sains. Ketika suatu fenomena yang serupa terjadi, mereka berpikir bahwa prinsip yang sama juga terjadi.

· Kebenaran adalah tunggal, independen, dan otonom.

· Cenderung memandang kata-kata sebagai referensial dan representasional. Kata-kata punya makna spesifik.

Sedangkan pendekatan interpretatif memiliki cirri-ciri antara lain:

· Para ahlinya percaya akan kebenaran yang tidak tunggal. Menurut mereka, tidak ada yang objektif jika berbicara mengenai tanda (sign) dan significance.

· Interpretasi melihat tindakan dan pencapaian manusialah yang menciptakan data dan membentuk realita.

· Perjuangan makna adalah pekerjaan sehari-hari, dan penempatan makna adalah kesuksesan ekspresi kekuasaan.

Griffin membuat evaluasi mengenai teori-teori itu dengan bagan, yang menurutnya, lebih merupakan bagan yang work-in-progress, daripada The Final Word.

“On The One Hand…on The Other”

Begitu banyak perbedaan pendapat dan pandangan dalam menentukan penempatan berbagai teori itu ke dalam skala objektif dan interpretatif.

Empat Pilihan Bagi Pelajar: Tolak (Reject), Bekerja Sama (Cooperate), Memfusikan (Merge)

  1. Menolak Ilmu Pengetahuan yang Berkualitas Rendah

Ketika para ahli empiris dan rhetorician seringkali bertengkar dan mengklaim bahwa pendekatannyalah yang paling benar, lalu yang mana yang benar? Jawabannya bergantung pada opini yang dimiliki masing-masing orang. Namun para ahli dari kedua belah pihak akan setuju bahwa integritas menuntut kita untuk menolak teori atau penelitian yang berdasar pada asumsi yang salah.

  1. Menghargai dan Merayakan Adanya Perbedaan

Kenyataan yang terjadi di lapangan memperlihatkan bahwa ketika satu pendekatan diterapkan, ia tidak memiliki jawaban yang dimiliki pendekatan lainnya. Karenanya, Rorty berkata, perdebatan antara saintis dan humanis tentang ilmu pengetahuan, metodologi, dan hakikat manusia bukanlah isu yang perlu dibahas, karena itu adalah perbedaan yang dijalani dalam kehidupan.

  1. Bekerja Sama dengan Kolega yang Diperlukan

Pendekatan objektif dan interpretatif dianggap saling membutuhkan satu sama lain. Marie Nichols menyatakan bahwa kemanusiaan tanpa sains itu buta, tetapi sains tanpa kemanusiaan bisa jadi kejam. Yang harus dilakukan adalah bekerja sama dan berhubungan dengan para kolega yang menganut pendekatan yang berbeda.

  1. Melegitimai Anak dari Sebuah Perkawinan Paksa (Merge)

Dengan menggunakan analogi sexual liaison untuk mendeskripsikan hubungan yang terjadi antaa social science dan rhetoric dalam disiplin komunikasi, Celeste Condit menggambarkan hubungan keduanya sebagai kontak yang terjadi antara dua keluarga akademik. Keduanya menghasilkan keturunan yang menggabungkan karakteristik tradisi kedua orangtuanya. Dan kita semestinya tidak terkejut dan merasa malu dengan para ahli yang membawa resemble kedua orangtua tadi.

Daripada melihat anak pernikahan scientific-humanistic ini sebagai anak yang jelek dan memalukan, Condit menggagas ketika keduaya menikah, baptislah anak mereka dengan ‘understanding’, pengertian. Menurutnya, understanding menerima pelatihan tentang metodologi penelitian yang dibangun oleh kedua belah keluarga. Anak ini akan menjadi cemerlang daripada anak-anak rhetorician atau scientist yang hidup dalam lingkungan akademik, serta membawa kemuliaan bagi keluarganya.

Catatan Terakhir

Setiap bidang mengalami perubahan dengan begitu cepat. Jangan berhenti di a first look at communication theory. Pilihlah perspektif teoritikal dan konteks-konteks komunikasi yang mempengaruhimu, lantas gantilah dari observasi casual menjadi tatapan yang intensif. Tetaplah mencari!