Tuesday, August 23, 2011

Order Out of Chaos

Dalam buku a First Look at Communication Theory ini, disajikan 33 teori komunikasi. Ketika kita melihat semuanya sebagai suatu entitas yang terpisah satu sama lain, Griffin menyatakan bahwa itu bukanlah tindakan yang tepat. Griffin menyarankan agar kita kembali membuka lembaran review kita dan melihat perbedaan sudut pandang pendekatan objektif dan interpretatif. Bagaimana menggolongkan berbagai teori tadi ke dalam skala menurut kedua pendekatan yang dianut masing-masing teori?

James Anderson merekomendasikan ini dengan menempatkan teori-teori itu dalam sebuah hubungan satu sama lain berdasarkan bagaimana pendangan penulisnya dalam melihat hakikat fenomena yang terjadi di dunia, yang bisa dirasakan oleh panca indera. Ia menggambarkan penempatan teori-teori komunikasi di sebuah rangkaian kesatuan worldview yang dilabuhkan oleh term objective dan hermeneutic.

Hermeneutic adalah studi dan praktik interpretasi. Di bawah ini, term hermeneutic akan diganti dengan interpretative:

OBJECTIVE INTERPRETATIVE

Plotting Theories on An Objective-Interpretative Scale

Menurut Anderson, cirri-ciri dari teori dengan pendekatan objektif adalah, sebagai berikut:

· Para ahlinya percaya terhadap kesatuan sains. Ketika suatu fenomena yang serupa terjadi, mereka berpikir bahwa prinsip yang sama juga terjadi.

· Kebenaran adalah tunggal, independen, dan otonom.

· Cenderung memandang kata-kata sebagai referensial dan representasional. Kata-kata punya makna spesifik.

Sedangkan pendekatan interpretatif memiliki cirri-ciri antara lain:

· Para ahlinya percaya akan kebenaran yang tidak tunggal. Menurut mereka, tidak ada yang objektif jika berbicara mengenai tanda (sign) dan significance.

· Interpretasi melihat tindakan dan pencapaian manusialah yang menciptakan data dan membentuk realita.

· Perjuangan makna adalah pekerjaan sehari-hari, dan penempatan makna adalah kesuksesan ekspresi kekuasaan.

Griffin membuat evaluasi mengenai teori-teori itu dengan bagan, yang menurutnya, lebih merupakan bagan yang work-in-progress, daripada The Final Word.

“On The One Hand…on The Other”

Begitu banyak perbedaan pendapat dan pandangan dalam menentukan penempatan berbagai teori itu ke dalam skala objektif dan interpretatif.

Empat Pilihan Bagi Pelajar: Tolak (Reject), Bekerja Sama (Cooperate), Memfusikan (Merge)

  1. Menolak Ilmu Pengetahuan yang Berkualitas Rendah

Ketika para ahli empiris dan rhetorician seringkali bertengkar dan mengklaim bahwa pendekatannyalah yang paling benar, lalu yang mana yang benar? Jawabannya bergantung pada opini yang dimiliki masing-masing orang. Namun para ahli dari kedua belah pihak akan setuju bahwa integritas menuntut kita untuk menolak teori atau penelitian yang berdasar pada asumsi yang salah.

  1. Menghargai dan Merayakan Adanya Perbedaan

Kenyataan yang terjadi di lapangan memperlihatkan bahwa ketika satu pendekatan diterapkan, ia tidak memiliki jawaban yang dimiliki pendekatan lainnya. Karenanya, Rorty berkata, perdebatan antara saintis dan humanis tentang ilmu pengetahuan, metodologi, dan hakikat manusia bukanlah isu yang perlu dibahas, karena itu adalah perbedaan yang dijalani dalam kehidupan.

  1. Bekerja Sama dengan Kolega yang Diperlukan

Pendekatan objektif dan interpretatif dianggap saling membutuhkan satu sama lain. Marie Nichols menyatakan bahwa kemanusiaan tanpa sains itu buta, tetapi sains tanpa kemanusiaan bisa jadi kejam. Yang harus dilakukan adalah bekerja sama dan berhubungan dengan para kolega yang menganut pendekatan yang berbeda.

  1. Melegitimai Anak dari Sebuah Perkawinan Paksa (Merge)

Dengan menggunakan analogi sexual liaison untuk mendeskripsikan hubungan yang terjadi antaa social science dan rhetoric dalam disiplin komunikasi, Celeste Condit menggambarkan hubungan keduanya sebagai kontak yang terjadi antara dua keluarga akademik. Keduanya menghasilkan keturunan yang menggabungkan karakteristik tradisi kedua orangtuanya. Dan kita semestinya tidak terkejut dan merasa malu dengan para ahli yang membawa resemble kedua orangtua tadi.

Daripada melihat anak pernikahan scientific-humanistic ini sebagai anak yang jelek dan memalukan, Condit menggagas ketika keduaya menikah, baptislah anak mereka dengan ‘understanding’, pengertian. Menurutnya, understanding menerima pelatihan tentang metodologi penelitian yang dibangun oleh kedua belah keluarga. Anak ini akan menjadi cemerlang daripada anak-anak rhetorician atau scientist yang hidup dalam lingkungan akademik, serta membawa kemuliaan bagi keluarganya.

Catatan Terakhir

Setiap bidang mengalami perubahan dengan begitu cepat. Jangan berhenti di a first look at communication theory. Pilihlah perspektif teoritikal dan konteks-konteks komunikasi yang mempengaruhimu, lantas gantilah dari observasi casual menjadi tatapan yang intensif. Tetaplah mencari!

No comments:

Post a Comment